Pengertian Disrupsi dan Contohnya

 

Sumber : romeltea.com

Bossindonesia.com, - Saat ini tengah terjadi disrupsi (disruption) dalam kehidupan kita. Zaman sekarang disebut era disrupsi. Revolusi Industri 4.0 mendorong terjadinya disrupsi dalam berbagai bidang.

Apa itu disrupsi? Berikut ini catatan ringkas saya tentang pengertian disrupsi dan contohnya, termasuk di bidang pendidikan.

Pengertian Disrupsi

Secara bahasa, disruption artinya gangguan atau kekacauan; gangguan atau masalah yang mengganggu suatu peristiwa, aktivitas, atau proses (disturbance or problems which interrupt an event, activity, or process).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian disrupsi adalah hal tercabut dari akarnya.

Menurut Merriam-Webster, disrupsi adalah tindakan atau proses mengganggu sesuatu: istirahat atau gangguan dalam perjalanan normal atau kelanjutan dari beberapa kegiatan, proses, dll.

Secara praktis, disrupsi adalah perubahan berbagai sektor akibat digitalisasi dan “Internet of Thing” (IoT) atau “Internet untuk Segala”.

Contoh disrupsi adalah media cetak menjadi media online atau situs berita, ojek pangkalan menjadi ojek online (ojol), taksi konvensional atau taksi argo menjadi taksi online, mal atau pasar menjadi marketplace atau toko online (e-commerce), dan digitalisasi lainnya.

Dalam teori bisnis, dikenal istilah “inovasi disruptif” (disruptive innovation), yaitu inovasi yang menciptakan pasar baru dan jaringan nilai dan akhirnya mengganggu pasar dan jaringan nilai yang ada, menggantikan perusahaan, produk, dan aliansi terkemuka di pasar yang sudah mapan. (Wikipedia).

Bisnis yang tidak beradaptasi dengan era disrupsi akan bangkrut, misalnya beberapa perusahaan yang telah mengalami kebangkrutan karena tidak dapat beradaptasi a.l. Kodak, Nokia, dan Blockbuster. Perusahaan berbasis teknologi internet, seperti Google dan Facebook, bisa menjadi penguasa ekonomi dunia.

Contoh disrupsi di bidang politik, misalnya kampanye, kini lebih “meriah” di media sosial yang memiliki daya jangkau audiens yang jauh lebih luas dan merata.Kampanye di media sosial, seperti “perang tagar” dan “tweet war” (twar) lebih seru ketimbang orasi di lapangan terbuka dengan ratusan atau ribuan orang.

Contoh Disrupsi Bidang Pendidikan. Saat ini, era internet, era disrupsi, siswa dan mahasiswa dengan mudah mendapatkan materi pelajaran dan materi kuliah di internet. Mungkin lebih lengkap dari materi yang disampaian di kelas. Guru dan dosen juga mudah mendapatkan sekaligus menyampaikan materi ajarnya secara online. Kini kelas menjadi rombongan belajar yang terhimpun dalam grup-grup WhatsApp (WA). Guru dan dosen dengan mudah menyampaikan materi melalui media tersebut. Bisa juga dengan kelas online atau kuliah online. Jarak bukan masalah. Dulu, untuk mencari referensi, artikel, buku, atau jurnal harus pergi ke perpustakaan dan/atau toko buku. Sekarang big data atau mahadata menyajian semuanya. Informasi “apa pun”, berbagai tema dan topik, tersedia di eBook, e-Journal, di laman SlideShare, SlidePlayer, academia.edu, juga posting blog, “berserakan” di berbagai halaman internet atau situs web dan blog.

Untuk para dosen, usahakan tidak lagi memberi tugas berupa makalah yang dijilid model lama. Mahasiswa dengan mudah “membuat makalah” itu dengan mencarinya di Google dan mencetaknya. Mereka hanya mengganti nama, judul, atau identitas.

Menurut Chief Executive Officer TheHubEdu, Tiffany Reiss, guru memiliki peran penting dalam melakukan kontekstualisasi informasi serta bimbingan terhadap siswa dalam penggunaan praktis diskusi daring.

Pendiri Alibaba, Jack Ma, juga mengatakan, fungsi guru pada era digital ini berbeda dibandingkan guru masa lalu. Kini, guru tidak mungkin mampu bersaing dengan mesin dalam hal melaksanakan pekerjaan hapalan, hitungan, hingga pencarian sumber informasi. Mesin jauh lebih cerdas, berpengetahuan, dan efektif dibandingkan kita karena tidak pernah lelah melaksanakan tugasnya. Karena itu, fungsi gurubergeser” lebih mengajarkan nilai-nilai, etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, karena nilai-nilai itulah yang tidak dapat diajarkan oleh Google atau mesin pencari. (AS)